Beberapa waktu lalu ada seorang teman yang beragama Buddha tradisi menceritakan problemnya kepada saya. Dia bercerita mengenai kondisi bisnis dan perekonomiannya yang terus menurun belakangan ini serta kondisi rumah tangganya yang selalu konflik dengan sang istri. Ia berkata mengapa semua masalah tersebut terjadi pada dirinya? Padahal selama ini dia selalu rajin sembahyang/berdoa dan juga selalu amal dimana saja ada kesempatan. Mengapa justru karma yang diterimanya malah tidak sebanding? Karena saya cukup akrab dan tahu kesehariannya teman saya ini yang memang suka minum minuman keras serta pergi ke tempat-tempat hiburan malam paling tidak seminggu sekali, maka saya katakan padanya bahwa banyak orang salah persepsi mengenai hukum karma dan mengatakan bahwa hukum karma adalah sebuah hukum sebab akibat saja, tetapi sebenarnya adalah hukum SEBAB, KONDISI dan AKIBAT…..Kemudian lanjut saya memang seakan-akan kamu banyak berbuat amal dimana saja dan rajin sembahyang tetapi disamping itu kamu juga selalu melakukan pelanggaran-pelanggaran kemoralan/moralitas dalam mengisi hari-harimu yang tanpa kamu sadari justru malah lebih banyak intensitasnya daripada kebaikan kamu. Pelanggaran kemoralan tersebut justru malah MENGKONDISIKAN karma buruk kamu berbuah serta menghalangi karma baik kamu untuk berbuah.
“Bagaikan seseorang yang menanam benih untuk menghasilkan panen yang baik haruslah dipupuk dan disiram, begitu juga orang yang melakukan perbuatan baik harus disertai juga dengan perilaku yang baik/moral yang baik”.
Masih untung kamu masih ada karma baik yang tersisa yang tidak membuatmu benar-benar jatuh dalam kebangkrutan/collapse, kemudian lanjut saya cobalah jadikan pengalaman hidupmu sebagai pelajaran bagimu mulai hari ini untuk merubah kebiasaan-kebiasaan burukmu yang sudah kamu lakukan selama bertahun-tahun itu dan cobalah untuk lebih mengerti sifat istrimu bukan malah sebaliknya istrimu yang harus mengerti kamu karena itu hanya akan membuahkan kekecewaan saja bagi dirimu. Cobalah mulai hari ini rubah juga pola berpikirmu yang hanya selalu menuruti egomu bahwa setiap orang termasuk istrimu harus mengikuti kemauanmu/mengerti dirimu, karena hal tersebut hanya akan membuat dirimu lebih menderita.Dengan sering berdana serta sembahyang/berdoa setiap hari memohon-mohon bantuan dari TUHAN maupun Dewa bukanlah sebuah jaminan untuk dapat menyelesaikan persoalan hidupmu, karena hal tersebut hanyalah bagian dari suatu upacara belaka jika tidak kamu barengi dengan KEMORALAN(menghindari pembunuhan, pencurian, perbuatan asusila, berkata-kata kasar/bohong, mabuk2an) serta USAHA untuk merubahnya. Sebagai contoh jika kamu seseorang yang tidak suka akan narkotika kemudian seorang temanmu yang seorang pecandu/pemakai narkotika mendatangi kamu untuk meminta/meminjam uangmu apakah kamu akan memberinya? Pasti kamu akan berpikir uang yang kamu berikan akan ia belikan narkotika. Begitu juga dengan TUHAN maupun Dewa tidak akan membantu kamu karena Beliau tahu bahwa uang tersebut akan kamu pakai untuk hal yang akan merusak dirimu yang malah akan membuatmu terjatuh lebih dalam lagi. Beberapa saat dia terdiam….Kemudian saya lanjutkan cobalah kamu pikirkan dan renungkan baik-baik perkataan saya kalau memang dirasa tidak benar yah tidak usah diikuti, kemudian dia berpamitan kepada saya untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari.
Sampai saat ini saya belum sempat bertemu lagi dengannya, entahlah bagaimana keadaannya saat ini, semoga saja dia bisa berubah demi kebaikannya sendiri.
Inti dari cerita ini adalah orang yang ingin sukses adalah orang yang mau berusaha untuk melakukan suatu perubahan dalam hidupnya dari yang tidak baik menjadi lebih baik dan selalu menjunjung tinggi praktek moralitas, berdana, berdoa, serta berusaha.
Semoga kisah dari teman saya ini dapat memberikan pembelajaran serta inspirasi bagi diri kita masing-masing agar bisa lebih baik lagi agar kelak tidak mengalami masalah/hal yang serupa dengannya dan jika ada yang mengalami hal yang serupa semoga bisa segera tersadarkan, Semoga semua makhluk baik yang tampak maupun tak tampak memperoleh kebaikan dan kebahagian sesuai dengan kondisi karmanya masing-masing.
Sumber : Dharmaphala VKM